Minggu, 03 Maret 2013


DEFEK-DEFEK YANG DISEBABKAN OLEH SIFAT ALAMI
DARI KULIT HEWAN
A.    Pengaruh Jenis Bangsa pada Kulit Hewan
Berbagai sifat buruk pada kulit hewan dapat disebabkan oleh faktor jenis bangsa hewan itu. Kulit lembu dan domba ternyata mempunyai sifat buruk lebih banyak disbanding dengan kulit samak sapid an kambing. Kulit yang baik untuk industri penyamakan pada umumnya adalah yang montok, padat, serta struktur seratnya seragam. Kulit yang montok biasanya disamak untuk membuat sol sepatu, sabuk dan produk lainnya yang memerlukan kulit tebal dan berat.
Kulit yang bersifat meluas, meskipun tidak termasuk dalam golongan yang baik mempunyai arti penting kaarena factor utama yang menentukan adalah jenis bangsanya.
Kulit domba, beberapa jenis bangsa domba tertentu, kulitnya tidak baik. Domba yang diternak untuk produksiwol halus, kulitnya tipis, banyak lubang-lubang kecil serta ada gambaran iganya sehingga hanya dapat digunakan untuk kulit samak yang termurah saja.
Kulit kambing, meskipun antara jenis bangsa kambing terdapat variasi pada rajah, bobot dan tebal kulit, klasifikasi yang berlaku adalah tingkat mutu rajahnya yaitu rajah halus, rajah sedang dan rajah kasar. Klasifikasi cara ini dipengaruhi oleh umur hewan waktu disembelih. Semakin tua hewan akan semakin kasar rajah kulitnya. 
B.     Iklim
Iklim dapat mempengaruhi substansi kulit hewan dan rajah dari kulit samak yang dihasilkan. Pada umumnya hewan yang dipelihara didaerah beriklim panas mempunyai rambut atau wol yang pendek dan kulit samak yang dihasilkan bermutu tinggi, dengan gambaran rajahnya yang halus dan licin, sedangkan hewan yang dipelihara didaerah beriklim dingin mempunyai rambut atau wol yang lebih panjang dan hasil kulit samaknya kan menurun mutunya dengan gambaran rajah lebih kasar.
C.     Makanan
Pengaruh makanan terhadap keehatan hewan, sangat besar. Demikian pula tehadap sifat dan kualitas kulitnya. Hewan yang mendapat makanan yang bergizi rendah akan menjadi relatif kecil dan kulitnyapun akan tipis dankurang substansinya.
Kerusakan kulit oleh gizi rendah, banyak terjadi pada kambing dibandingkan dengan hewan lainyang karena pada umumnya kambing-kambing yang dipelihara secara bebas di padang rumput yang kurang subur. Akibanya, banyak kulit kambing yang tidak baik untuk berbagai produk kulit samak.
D.    Rajah Keriput
Rajah keriput adalah suatu keadaan kulit samak yang berkeriput pada rajahnya bila kulit itu dilipat dengan rajah kedalam dan dilepas lagi. Rajah dengan lebih keriput yang halus disukai karena tidak Nampak terlalu buruk, dengan demikian para penyamak kulit atas, berusaha keras untuk membuat kulit yang keriputnya sehalus mungkin.
Meskipun keadaan keriput tersebut dapat dipengaruhi oleh cara penyamakan, karakteristik kulit pun memegang perannan penting. Umpamanya daerah krupon berajah keriput lebih halus daripada daerah pundak dan daerah perut.
E.     Rajah Berlekuk
Yang dimaksud rajah berlekuk adalah lekukan oleh lemak dan lekuk leher, atau lebih tepat rajah berlekuk merupakan salah satu sifat karakteristik dan rajah berlekuk kulit sering kali masih terdapat pada kulit samak.
F.      Pengaruh musim pada kulit
Didaerah beriklim dingin pada waktu-waktu hewan dipotong dalam suatu musim dapat mempengaruhi kualitas kulit. Pengaruh musim ini sedikit banyaknya berkorelasi dengan faktor-faktor diet, cuaca dan infasi parasite.
Kulit yang dikuliti dalam bulan Juli, Agustus dan September di Amerika Serikat dianggap hasil kulit yang terbaik, karenakulit tersebut akan mempunyai substansi kulit yang relative lebih banyak serta mempunyai rambut yang relatif lebih sedikit daripada kulit-kulit yang dihasilkan dalam musim dingin.
Kulit musim dingin akan menghasilkan kulit samak yang rajahnya lebih kasar. Ini disebabkan karena pertumbuhan bulunya akan diperhebat. Rajah kasar demikian dapat pula sama kondisinya dengan oatmeal grain pada pedet yang dipotong dalam musim dingin.
G.    Pengaruh Jenis Kelamin dan Umur Pada Kulit
Pada kulit sapi-sapi jantan, terutama yang tua, mempunyai kulit yang tebal pada kepala dan bahu, sehingga dapat menimbulkan kesulitan pada waktu menanganinya. Umur hewan selain mempengaruhi sifat-sifat alami kulitnya, juga dapat menurunkan mutu secara langsung, karena semakin tua akan semakin banyak mengalami luka-luka, sehingga akan semakin banyak pula tenunan parutnya, bekas luka oleh penyakit parasit, guratan, cap bakar dan sebagainya. Jadi kulit hewan tua mungkin saja merupakan bahan baku yang bermutu sangat rendah untuk disamak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar