PENGENALAN BAHAN PAKAN SECARA MIKROSKOPIS
NAMA :
MISRIANTI B
NIM :
I 411 09 262
JURUSAN :
TEKNOLOGI HASIL TERNAK
LABORATORIUM AGROSTOLOGI
JURUSAN NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2011
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Keberhasilan
usaha dalam bidang peternakan
sangat ditentukan oleh tiga faktor yang sama pentingnya yaitu breeeding
(pemuliabiakan, bibit), feeding (pakan) dan management (tata laksana). Namun jika dilihat dari total biaya produksi
dalam usaha peternakan, maka kontribusi pakan adalah yang paling tinggi sekitar
75%. Dalam
peternakan manajemen pemberian pakan sangatlah penting, baik pakan yang berasal
dari hijaun, sisa hasil pertanian dan lain-lain
Selain itu peternak juga biasanya
tidak memperhatikan sebenarnya selain pakan yang berasal dari rumput-rumputan
sebagai sumber protein ternyata masih ada bahan yang mengandung sumber protein
yaitu tepung bulu, konsentrat dan dedak, dimana dari beberapa bahan tersebut
terdapat perbedaan ukuran partikel dan warna yang telah diamati dibawah
mikroskop. Hal inilah yang melatar belakangi dilakukannya Praktikum Bahan Pakan
dan Formulasi Ransum mengenai Pengenalan Bahan Pakan Secara Mikroskopis.
Tujuan dan Kegunaan
Praktikum ini bertujuan untuk melihat beberapa jenis
bahan pakan dibawah mikroskop kemudian perbedaan dari bahan pakan yang satu
dengan pakan yang lainnya berdasarkan warna dan ukuran partikel bahan pakan.
Kegunaannya
adalah agar peserta praktikum dapat mengetahui perbedaan bahan pakan setelah
dilihat menggunakana mikroskop berdasarkan warna dan ukran partikel dari pakan.
TINJAUAN PUSTAKA
Bahan Pakan
Secara Mikroskopis
1.
Jagung
Jagung kuning disamping mengandung
karoten, juga menjadi sumber energi dalam ransum. Jagung mempunyai kadar triptofan yang
rendah. Yang paling rendah adalah kadar
methioninnya, kemudian lisin.
Karena glutenin itu mengandung lisin
lebih tinggi daripada zein, jagung baru ini mengandung lisin hampir dua kali
lipat dibandingkan dengan hibrida jagung.
Cronwell, dkk mendapatkan bahwa ransum ayam ditambah dengan methionin,
kemudian dibandingkan dengan pemberian Opaque-2 dengan tingkat yang sama dengan
ransum memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan hibrida jagung
biasa (Wahyu, 1985).
2.
Tapioka
Tapioka, tepung singkong, tepung kanji adalah tepung yang
diperoleh dari umbi
akar ketela pohon
dalam bahasa indonesia yaitu singkong. Tapioka memiliki sifat fisik yang serupa dengan tepung sagu, sehingga
penggunaan keduanya dapat dipertukarkan (Anonima, 2011).
Tepung tapioka yang dibuat dari ubi kayu mempunyai banyak
kegunaan, antara lain sebagai bahan pembantu dalam berbagai industri.
Dibandingkan dengan tepung jagung, kentang, dan gandum atau terigu, komposisi
zat gizi tepung tapioka cukup baik sehingga mengurangi kerusakan tenun, juga
digunakan sebagai bahan bantu pewarna putih (Anonimb, 2011).
Ampas tapioka banyak dipakai sebagai
campuran makanan ternak. Pada umumnya masyarakat kita mengenal dua jenis
tapioka, yaitu tapioka kasar dan tapioka halus. Tapioka kasar masih mengandung
gumpalan dan butiran ubi kayu yang masih kasar, sedangkan tapioka halus
merupakan hasil pengolahan lebih lanjut dan tidak mengandung gumpalan lagi
(Anonimb,
2011).
Kualitas tapioka ditentukan oleh
beberapa faktor, yaitu (Anonimb, 2011) ;
Ø Warna Tepung; tepung tapioka
yang baik berwarna putih.
Ø Kandungan Air; tepung harus
dijemur sampai kering benar sehingga kandungan airnya rendah.
Ø Banyaknya serat dan kotoran;
usahakan agar banyaknya serat dan kayu yang digunakan harus yang umurnya kurang
dari 1 tahun karena serat dan zat kayunya masih sedikit dan zat patinya masih
banyak.
Ø Tingkat kekentalan;
usahakan daya rekat tapioka tetap tinggi. Untuk ini hindari penggunaan air yang
berlebih dalam proses produksi.
3.
Tepung
Rese/Limbah Udang
Tepung limbah udang
merupakan limbah industri pengolahan udang yang terdiri dari kepala dan kulit
udang. Proporsi kepala dan kulit udang diperkirakan antara 30%-40% dari bobot
udang segar. Faktor positif bagi tepung limbah udang karena adalah produk ini
limbah maka kesinambungan penyediaannya terjamin sehingga harganya cukup stabil
dan kandungan nutrisinya bersaing dengan bahan baku lainnya. Warna astaxanthin yang
mempengaruhi pigmentasi pada warna kuning telur. Secara keseluruhan tepung
limbah udang dipakai sebagai pengganti tepung ikan atau bungkil kedelai sampai
batas tingkatan 12% (Agustian dan
Purwanti, 2009).
Perbandingan
nutrisi tepung limbah udang dengan tepung ikan
Nutrisi
Tepung
limbah udang
Tepung ikan
Air
(%) 10,32
10,32Abu (%) 18,65 14,34
Protein (%) 45,29 54,63
Methionin (%) 1,26 1,30
Lisin (%) 3,11 3,97
Sistin (%) 0,51 0,53
Triptophan (%) 0,39 0,43
Lemak (%) 6,00 9,85
Serat Kasar (%) 17,59 1,99
Kalsium (%) 7,76 3,34
Phospor (%) 1,31 2,18
Energi Bruto 3577 kkal/kg 4679 kkal/kg
Sumber : Lab. Ilmu Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, IPB
4. Tepung
Bulu
Tepung bulu merupakan sumber protein dan sistin yang baik dan
dapat memenuhi kebutuhan unggas. Akan tetapi, penggunaannya sangat dibatasi
oleh defisiensi terhadap beberapa asam amino, seperti methionin, lisin dan
histidin. Tepung bulu biasanya berisi sistin sebanyak 4,5-5,0% dan sekitar
60%nya dapat dicerna. Kandungan energinya sangat tinggi, sekitar 330kkal/kg.
keragaman kualitasnya bergantung pada proses pengolahannya (Amrullah, 2002).
Cara pembuatanya yaitu bulu dikeringkan sebagian dan kemudian
dikukus agar dapat dihidrolisis, makin tinggi suhu dan makin lama, hidrolisis
akan semakin sempurna. Akan tetapi, jika terlalu panas atau terlalu lama asam
amino lisin akan rusak (Amrullah, 2002).
5.
Kunyit
Kunir atau kunyit (Curcuma longa Linn) termasuk salah satu tanaman
rempah dan obat asli dari wilayah Asia Tenggara. Tanaman ini kemudian mengalami
persebaran ke daerah Indo-Malaysia, Indonesia, Australia bahkan Afrika. Hampir
setiap orang Indonesia
dan India
serta bangsa Asia umumnya pernah mengkonsumsi tanaman rempah
ini, baik sebagai pelengkap bumbu masakan, jamu atau untuk menjaga kesehatan
dan kecantikan. Kunyit adalah rempah-rempah yang biasa digunakan dalam masakan
di negara-negara Asia (Agustina dan Purwanti, 2009).
Kunyit sering
digunakan dalam masakan sejenis gulai,
dan juga digunakan untuk memberi warna
kuning pada masakan. Produk bahan jadi dari ekstrak kunyit berupa suplemen
makanan dalam bentuk kapsul (Vitamin-plus) pasar dan industrinya sudah
berkembang. Suplemen makanan dibuat dari bahan baku ekstrak kunyit dengan bahan
tambahan Vitamin B1, B2, B6, B12, Vitamin E, Lesitin,
Mg-stearat,
Nepagin
dan Kolidon 90
(Agustina dan Purwanti, 2009).
6. Konsentrat
Merupakan campuran dari
beberapa bahan makanan dan berfungsi sebagai makanan penguat sumber protein.
Umumnya terdiri dari biji-bijian (jagung, bungkil kelapa, bungkil kedelai,
dedak, onggok, gaplek bungkil-bungkil lainnya) dan Molases (Tawaf, 2010).
Pakan konsentrat merupakan pakan tambahan, kandungan
nutrient yang baik pada pakan konsentrat adalah mengandung serat kasar (SK)<
18%, kandungan zat pembentuk energi (TDN) > 60% dan mengandung protein
kering tinggi (Arief, 2010).
Warna konsentrat protein ikan yang dihasilkan memenuhi
standar mutu warna yang baik yaitu berwarna agak kekuningan, bahwa tepung ikan
yang bermutu baik harus memiliki sifat-sifat tertentu, salah satunya yaitu
warna tepung ikan yang baru selesai diolah biasanya berwarna abu-abu. Namun setelah
disimpan, warnanya berubah menjadi coklat kekuningan. Akan tetapi, perubahan
warna ini tidak mempengaruhi nilai gizinya (Ika, 2011).
7.
Bungkil Kelapa
Di Indonesia juga di berbagai negara tropis lainnya bungkil
kelapa merupakan salah satu sumber protein yang digunakan dalam pakan ayam.
Bungkil kelapa ini mengandung protein kasar sekitar 21,6%. Walaupun kandungan
protein bungkil kelapa tergolong cukup tinggi, penggunaanya dalam pakan ayam
perlu dibatasi karena tidaktersediaan dan ketidakseimbangan asam amino dan
adanya zat penghambat yang mungkin berupa lignin atau bulkiness (Agustina dan
Purwanti, 2009).
Beberapa penelitian yang pernah dilakukan menyarankan agar
penggunaan bungkil kelapa dalam pakan ayam tidak melebihi dari 20%. Selain itu,
sebagian bungkil kelapa dalam pakan ayam dapat digantikan dengan ampas kelapa
samapai takaran 3-6% (Agustina dan Purwanti, 2009).
8.
Dedak
Dedak atau bekatul merupakan
komponen yang paling umum digunakan sebagai campuran dalam pembuatan
pakan. Bahan baku ini mudah diperoleh
dari tempat penggilingan padi dan harganya relatif murah. Dari hasil analisis, dedak mengandung protein
9,6-10,86%, lemak 0,12-11,9%, karbohidrat 34,18-34,73%, serat kasar 10,73-45%
dan air 10,21% (Ghufran, 2004).
Bahan pakan
unggas asal nabati yang paling banyak digunakan adalah dedak halus. Kandungan
nutrisi dedak halus adalah sebagai berikut: protein kasar 1890 Kkal/kg dan
lemak kasar sebesar 8,3%. Dedak mempunyai kandungan serat kasar 13%. Bangsa
unggas tidak mampu mencerna serat kasar lebih dari 4% karena serat kasar inilah
yang menjadi faktor pembatas sehingga dedak halus tidak dapat digunakan secara
berlebihan (Hidayat, 2009).
METODOLOGI PRAKTIKUM
Waktu dan Tempat
Praktikum Bahan Pakan dan Formulasi
Ransum mengenai Pengenalan
Bahan Pakan secara Mikroskopis dilaksanakan
pada hari Rabu
tanggal 23 November 2011 pada pukul 15.00
WITA sampai selesai bertempat di Laboratorium Agrostologi Fakultas Peternakan
Universitas Hasanuddin, Makassar.
Alat dan Bahan
Alat-alat
yang digunakan dalam praktikum Bahan
Pakan dan Formulasi Ransum mengenai Pengenalan Bahan Pakan Secara Mikroskopis yaitu kamera, cawan petri dan mikoskop.
Bahan yang digunakan dalam praktikum Bahan
Pakan dan Formulasi Ransum mengenai Pengenalan Bahan Pakan Secara Mikroskopis yaitu tepung tapioca, tepung rese, tepung bulu, ramuan
herbal, konsentrat, bungkil kelapa dan dedak.
Metode Praktikum
Pertama-tama
mengambil beberapa sampel bahan baku pakan ternak yang ada di meja kemudian
mengamati warna dan ukuran partikel
dari beberapa sampel yang telah diberikan yaitu secara kasat mata atau tanpa
menggunakan mikroskop setelah itu melihat dengan menggunakan mikroskop.
Kemudian mencatatnya serta mendokumentasikannya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Pengamatan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan mengenai Pengenalan Bahan Pakan Secara Mikroskopis, maka diperoleh hasil
sebagai berikut :
Tabel 1. Tepung
Tapioka
LABORATORIUM AGROSTOLOGI
FAKULTAS PETERAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2011
|
|
Tanpa
Mikroskop
|
Mikroskop
|
|
|
Keterangan : Perbesaran 20 x 40
|
Sumber : Data Hasil
Praktikum Bahan Pakan dan Formulasi
Ransum, 2011.
Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dengan
menggunakan mikroskop maupun tanpa menggunakan mikroskop di peroleh hasil bahwa tepung tapioka merupakan suatu
bahan yang digunakan sebagai pakan tambahan pada
ternak, memiliki warna putih dan ukuran partikelnya yaitu halus. Hal ini hal ini sesuai dengan pendapat
(Anonimb,
2011) tapioka banyak dipakai
sebagai campuran makanan ternak. Pada umumnya masyarakat kita mengenal dua
jenis tapioka, yaitu tapioka kasar dan tapioka halus. Tapioka kasar masih
mengandung gumpalan dan butiran ubi kayu yang masih kasar, sedangkan tapioka
halus merupakan hasil pengolahan lebih lanjut dan tidak mengandung gumpalan
lagi.
Tabel 2. Jagung
LABORATORIUM AGROSTOLOGI
FAKULTAS PETERAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2011
|
|
Tanpa
Mikroskop
|
Mikroskop
|
|
|
Keterangan : Perbesaran 20 x 40
|
Sumber : Data Hasil
Praktikum Bahan Pakan dan Formulasi Ransum, 2011.
Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah
dilakukan dengan menggunakan mikroskop maupun tanpa mikroskop diperoleh hasil
bahwa jagung
merupakan bahan pakan sumber energi dan sangat baik
digunakan sebagai pakan tambahan .
Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Anonimd (2011), Jagung
kuning disamping mengandung karoten, juga menjadi sumber energi dalam
ransum. Jagung mempunyai kadar triptofan
yang rendah. Yang paling rendah adalah
kadar methioninnya, kemudian lisin.
Tabel 3. Subalan
Antara Tepung
Tapioka dan Jagung
LABORATORIUM AGROSTOLOGI
FAKULTAS PETERAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2011
|
|
Tanpa
Mikroskop
|
Mikroskop
|
|
|
Keterangan : Perbesaran 20 x 40
|
Sumber : Data Hasil
Praktikum Bahan Pakan dan Formulasi
Ransum, 2011.
Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah
dilakukan dengan menggunakan mikroskop maupun tanpa mikroskop diperoleh hasil
bahwa pada penacampuran antara tepung tapioka dan
jagung menghasilkan warna kuning keputihan dan ukuran partikel dapat terlihat dengan
jelas. Hal ini sesuai dengan pendapat Anonimd (2011), yang
menyatakan bahwa warna yang akan dihasilkan yaitu perpaduan antara bahan pakan
yang telah dicampurkan. Sedangkan untuk ukuran partikelnya bisa dilihat dengan
menggunakan mikroskop sterio dengan
kemampuan perbesaran 8-50 kali dan mikroskop compound dengan perbesaran
4-400 kali.
Tabel 4. Tepung
Rese
LABORATORIUM AGROSTOLOGI
FAKULTAS PETERAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2011
|
|
Tanpa
Mikroskop
|
Mikroskop
|
|
|
Keterangan : Perbesaran 20 x 40
|
Sumber : Data Hasil
Praktikum Bahan Pakan dan Formulasi
Ransum, 2011.
Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah
dilakukan dengan menggunakan mikroskop maupun tanpa mikroskop diperoleh hasil
bahwa tepung rese merupakan bahan pakan yang mengandung protein, memiliki
warna kuning kecoklatan dan ukuran partikelnya kecil. Hal ini sesuai dengan pendapat Ika (2011), yang
menyatakan bahwa tepung limbah udang (rese) menjadi pakan
ternak mengandung semua asam amino essensial, juga sebagai
sumber asam amino aromatik seperti fenilalanin dan tirosin
yang kandungannya lebih tinggi daripada tepung ikan,
lisin cukup tinggi yaitu 4,58% serta sumber asam amino bersulfur
(S) dengan kandungan metionin sebesar 1,26 %.
Tabel 5. Bungkil
Kelapa
LABORATORIUM AGROSTOLOGI
FAKULTAS PETERAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2011
|
|
Tanpa
Mikroskop
|
Mikroskop
|
|
|
Keterangan : Perbesaran 20 x 40
|
Sumber : Data Hasil
Praktikum Bahan Pakan dan Formulasi
Ransum, 2011.
Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah
dilakukan dengan menggunakan mikroskop maupun tanpa menggunakan mikroskop
diperoleh hasil bahwa kelapa memiliki warna agak cokelat dan memiliki ukuran partikel yang sedang
dan digunakan sebagai pakan ternak unggas khususnya ayam. Hal ini sesuai dengan pendapat Anonimd
(2011), yang menyatakan bahwa merupakan salah satu
sumber protein yang digunakan dalam pakan ayam. Bungkil kelapa ini mengandung
protein kasar sekitar 21,6%. Walaupun kandungan protein bungkil kelapa
tergolong cukup tinggi, penggunaanya dalam pakan ayam perlu dibatasi karena
tidaktersediaan dan ketidakseimbangan asam amino dan adanya zat penghambat yang
mungkin berupa lignin atau bulkiness
Tabel 6. Subalan
Antara Bungkil
Kelapa dan Tepung Rese
LABORATORIUM AGROSTOLOGI
FAKULTAS PETERAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2011
|
|
Tanpa
Mikroskop
|
Mikroskop
|
|
|
Keterangan : Perbesaran 20 x 40
|
Sumber : Data Hasil
Praktikum Bahan Pakan dan Formulasi
Ransum, 2011.
Pembahasan
Berdasarkan
praktikum yang telah dilakukan dengan menggunakan mikroskop maupun tanpa
menggunakan mikroskop diperoleh hasil bahwa subalan antara bungkil
kelapa dan tepung rese memiliki warna coklat
dan
kuning kecoklatan memiliki ukuran
partikel sedang. Kontaminasi atau subalan dari suatu bahan pakan dapat
mempengaruhi kandungan nutrisi dari bahan pakan atau ransum. Hal ini tidak
sesuai dengan pendapat Anonimd (2011), yang menyatakan bahwa pengujian
dengan mengamati ukuran dan bentuk partikel bahan menggunakan alat mikroskop.
Dalam uji mikroskopis metode TCE (Tetrachorethilene), mikroskop yang
digunakan adalah mikroskop sterio dengan kemampuan perbesaran 8-50 kali dan
mikroskop compound dengan perbesaran 4-400 kali. Dengan menggunakan alat tersebut ciri-ciri fisik bahan
baku bisa diketahui lebih detail, sehingga jika ada kontaminasi bisa
terdeteksi.
KESIMPULAN
Kesimpulan
Bersarkan praktikum yang telah dilakukan maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
Ø
Bahwa tepung
tapioka merupakan suatu
bahan yang digunakan sebagai pakan tambahan pada
ternak, memiliki warna putih dan ukuran partikelnya yaitu halus.
Ø Jagung
kuning disamping mengandung karoten, juga menjadi sumber energi dalam
ransum. Jagung mempunyai kadar triptofan
yang rendah. Yang paling rendah adalah
kadar methioninnya, kemudian lisin.
Ø
Subalan antara tepung tapioka
dengan jagung memiliki
warna kuning dan putih dan ukuran partikel yang dihasilkan
begitu jelas.
Ø
Tepung rese merupakan bahan pakan yang mengandung protein, memiliki
warna kuning kecoklatan dan ukuran partikelnya kecil.
Ø
Kelapa memiliki warna agak cokelat dan memiliki ukuran partikel yang sedang
dan digunakan sebagai pakan ternak unggas khususnya ayam.
Ø
Subalan atau campuran antara bungkil kelapa dan tepung rese dapat mempengaruhi nilai nutrisinya, memiliki warna kecoklatan dan ukuran partikelnya hanya dapat dilihat dengan
menggunakan mikroskop sterio.
Saran
Sebaiknya mikroskop yang
digunakan lebih baik sehingga hasil yang diperoleh dapat maksimal dan sebaiknya
asisten juga menjelaskan patokan ukuran partikel yang sebenarnya.
gambar tidak terlihat..
BalasHapus